Sep 3, 2009

Nilai suatu budaya bagi sebuah bangsa by Bella


Setelah pulau Sepadan dan pulau Ligitan diambil, disusul dengan 'Reog Ponorogo' dari Jawa Timur, lalu lagu daerah 'Rasa Sayange' yang selama ini kita tahu dari daerah Ambon, Maluku, dan motif 'Batik' yang berasal dari pulau Jawa,  kembali lagi kita digoncangkan kabar bahwa 'Tari Pendet' yang berasal dari pulau Bali pun juga dianggap tarian yang asalnya dari negara tetangga kita Malaysia. Hal ini tentunya membuat saya jadi bertanya-tanya, 'kok bisa ya?'.

Sebagai orang awam, saya hanya ingin memberikan pendapat saja bahwa betapa Indonesia sebetulnya mempunyai banyak sekali hasil karya budaya leluhur yang sangat berharga dan unik. Begitu unik dan berharganya hingga bangsa lain begitu bangga dan ingin memilikinya.
Contohnya seperti di Australia, kebudayaan Jawa menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah mereka.
Pada jaman pemerintahan Orba, Malaysia banyak mengirim pelajarnya untuk belajar tentang budaya kita. Oleh karena menurut sejarah Malaysia adalah negara serumpun dengan Indonesia, sehingga bahasa Melayu mereka hampir sama dengan bahasa Indonesia. Jenis masakan mereka pun banyak yang mirip dengan masakan di Indonesia.

Pertanyaan saya adalah, apakah ini terjadi karena pemerintah kita kurang melindungi atau kurang perduli dengan kekayaan bangsa kita? Apakah karena pemerintah kita tidak meng inventarisasikan dan memberikan hak paten terhadap hasil karya dan kebudayaan daerah kita?

Bagaimana dengan diri kita sendiri sebagai generasi penerus bangsa? Bangga kah kita dengan kebudayaan kita itu?  Apabila hasil karya leluhur kita telah diakui oleh bangsa lain, tidak kah kita merasa kehilangan? Bila bangsa lain ingin memilikinya, tidakkah kita seharusnya lebih bangga karena leluhur kita telah membuat kita kaya dengan memiliki kebudayaan tersebut? Apa yang terjadi bila pulau Ambalat juga diambil? Karena di pulau tersebut juga banyak nilai budaya leluhur kita.  

Apakah karena dengan 'era globalisasi' artinya kita bisa melupakan begitu saja hasil jerih payah leluhur kita dengan hanya mempelajari kebudayaan asing? Saya ingat satu kata yang mengatakan, 'bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya'. Pernahkah terpikir oleh kita, bahwa tanpa sejarah dan kebudayaan, nilai bangsa kita menjadi tidak ada harganya di mata dunia? Saudara-saudara kita yang dikirim menjadi TKI ke negara-negara luar sudah mengalami penghinaan dan siksaan karena dianggap kurang berharga oleh mereka.

Sudah saat nya untuk kita semua yang masih ada didunia ini, untuk menengok kembali sejarah bangsa kita, mengingat perjuangan leluhur kita, bangga dengan kebudayaan kita sendiri dan melindungi karya-karya budayanya, menjadikannya harta kekayaan bangsa Indonesia.

Terima kasih untuk membacanya :)

No comments: