Jun 18, 2013

Perlukah Wajib Militer di Indonesia?


Issue "wajib militer di Indonesia" baru-baru ini diangkat ke publik dan menimbulkan banyak pro dan kontra di negara kita. Banyak contoh negara-negara yang masih mengadakan wajib militer untuk para pemuda yang berusia sekitar 18-27 tahun, seperti di Korea, Turki, dan lain-lain. 

Kalau melihat perkembangan mentalitas generasi muda di Indonesia, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya atau pun Semarang, mungkin "wajib militer atau disingkat wamil" bisa dipertimbangkan lebih lanjut. 

Gambaran generasi muda di Indonesia akhir-akhir ini sangatlah menyedihkan. Dimulai dari semakin meningkatnya jumlah siswa yang gagal dalam melalui ujian negara setiap tahun. Lalu tawuran antar sekolah yang terjadi hampir setiap minggu. Belum lagi kelompok-kelompok anak-anak motor yang membuat keonaran di jalan dan menambah keruwetan lalu lintas dengan kebut-kebutan di jalan raya hampir setiap malam. Ditambah tindakan-tindakan kriminal yang mereka lakukan yang meningkat dari merampas sepeda motor orang lain (yang dikenal istilah "begal") hingga penganiayaan yang berakhir dengan pembunuhan. Tingkat pengguna narkoba dan minuman keras pun semakin tinggi.

Tingkah laku dan tindakan para generasi muda ini terlihat seperti anak-anak yang kehilangan pegangan, yang tidak lagi mengerti akan tanggung jawabnya sebagai anak, sebagai anggota masyarakat, sebagai warga negara dan sebagai seorang umat yang beragama. Tidak ada lagi visi dan ambisi atau cita-cita yang membuat mereka optimis dalam menghadapi kehidupan sekarang ini.  

Segi positif dari wamil, membentuk generasi muda menjadi lebih berdisiplin dan lebih berahklak. Anak muda selalu digambarkan sebagai sosok yang mempunyai jiwa muda cenderung memberontak dalam pencarian jati dirinya. Dengan mengikuti wamil gejolak pemberontakan didalam diri mereka bisa tersalurkan dan terarahkan ke hal-hal yang lebih bertanggung jawab dan membentuk kepercayaan diri mereka.  

Dengan mengikuti wamil, tidak ada lagi waktu untuk tawuran, atau berkebut-kebutan di jalan raya. Karena latihan fisik dalam wamil sudah menghabiskan energi mereka untuk hal-hal yang tidak penting. Latihan fisik dalam wamil bisa membentuk manusia menjadi sehat dan kuat. Seperti kutipan yang sering kita dengar "Mens sana in corpore sano" (di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat) lalu ditambah visi yang lebih terarah, akan meningkatkan kreativititas dan kualitas generasi muda untuk membawa bangsa kita menuju masa depan yang lebih cerah. 

Mencegah agar generasi muda-penerus bangsa kita tidak semakin terpuruk ke hal-hal yang negatif yang tentunya akan berakibat buruk untuk nasib bangsa kita yang semakin mendekati kehancuran. Mungkin tidak ada salahnya kita mencoba mengadakan wamil untuk beberapa tahun, lalu kita bisa bandingkan bagaimana kualitas generasi yang mengikuti wamil dan yang tidak pernah mengikuti wamil. 

Shallom!! God Bless us all!

No comments: